DEPOK, Suara Kita News
Menteri Kelautan dan Perikanan Edy Prabowo yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rabu (25/11) dini hari lalu, setelah diperiksa dan ditetapkan sebagai tersangka, langsung ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) KPK.
Edy ditangkap penyidik KPK di Bandara Soekarno-Hatta Rabu dinihari lalu, begitu turun dari pesawat yang membawanya dari Amerika.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango didampingi Deputi Penindakan KPK Karyoto serta Plt Jurubicara (Jubir) KPK Ali Fikri dalam Jumpapers Rabu tengah malam itu menyebutkan, bersama Edy Prabowo juga ditangkap beberapa orang lainnya termasuk istri Edy Prabowo Iis Rofikawaty yang juga sebagai anggota DPR-RI. Tapi, dari 17 orang yang ditangkap di Bandara Soekarno - Hatta, Depok, Tangerang Selatan dan Bekasi itu, setelah dikakukan pemeriksaan hanya tujuh orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Yang lainnya dilepas termasuk istri Edy Prabowo sendiri.
Dari tujuh tersangka itu yang dihadirkan dalam Jumpapers itu hanya sebanyak lima orang tersangka yaitu Ys, Is (Humas) KKP, Smt,Sjd,Swd. Dua tersangka lain diminta menyerahkan diri kata Nawawi.
Selain Edy Prabowo, dua pejabat setingkat Direktur Jenderal (Dirjen) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu SMT dan Dirjen Tangkap Ikan juga ditetapkan sebagai tersangka.
Para Tersangka dituduh melanggar UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu menerima suap Rp 9,8 miliar dari pengusaha eksportir benur (bayi) udang Lobster.
Wakil Ketua KPK Nawawi pada kesempatan jumpapers tersebut tidak membeberkan secara gamblang bagaimana bentuk korupsi yang dituduhkan kepada Edy Prabowo Cs tersebut.
Nawawi hanya membuka sedikit saja bentuk korupsi dalam ekspor benur (bayi) Lobster itu dengan menyebut memungut ongkos angkut seekor Benur sebesar Rp 1400 dan ada transfer uang sebesar Rp 750 Juta.
Info terakhir yang diterima Suara Kita dengan ditahannya Edy Prabowo telah dutunjuk sebaga Plt Menteri Kelautan dan Perikanan Luhut Binsar Panjaitan yang juga menjabat sebagai Menteri Maritim dan Investasi. (bb)
