Wahyudin Kembali Pimpin Perubahan Sepetak -->

Kategori Berita

Wahyudin Kembali Pimpin Perubahan Sepetak

Thursday 5 November 2020, November 05, 2020


Kongres ke-4 SEPETAK yang berlangsung pada tanggal 31 Oktober-1 November 2020, kembali menunjuk Wahyudin sebagai Ketua Umum SEPETAK periode tahun 2020-2023 .
Sebelumnya Wahyudin menjabat sebagai Ketua Umum sementara menggantikan Hilal Tamami.
Wahyudin terpilih melalui proses musyawarah dan mufakat.
Kongres juga menunjuk Engkos sebagai Sekretaris Jenderal untuk kembali mendampingi Wahyudin. Selain memilih Ketua Umum dan Sekjen, kongres ke-4 SEPETAK juga mengangkat Odang Rodiana sebagai Koordinator Dewan Tani SEPETAK.


Dalam sambutannya, Ketua umum SEPETAK terpilih Wahyudin menyatakan, kesiapan untuk mengabdi pada organisasi. Wahyudin juga mengajak seluruh kader SEPETAK untuk mengorganisir kaum tani, memberikan pendidikan politik, memperluas struktur organisasi serta menggalang persatuan bersama kelas buruh, nelayan, mahasiswa dan seluruh komponen rakyat untuk melawan feodalisme, kapitalisme-imperialisme dan sistem kekuasaan politik oligarki.

Banyaknya peserta yang hadit di acara ini. Dengan dihadiri sejumlah tamu undangan dari FSERBUK, FSPEK, AMPPERA, LBH CAKRA dan Paguyuban Pedagang Cengkong serta sejumlah petani peninjau dari berbagai kabupaten.

Dalam rangkaian kongres tersebut sempat berlangsung perdebatan panjang anggota kongres pada sesi pembahasan AD/ART khususnya mengenai nama organisasi.

Perdebatan perubahan nama organisasi yang nyaris tak berujung kemudian berakhir dengan mekanisme lobbying sehingga nama organisasi Serikat Petani Karawang disingkat SEPETAK, Berganti nama Serikat Pekerja Tani Karawang dengan disingkat SEPETAK.
Berdasarkan hasil keputusan bersama.

Sesaat setelah acara penutupan kongres ke-4 SEPETAK minggu malam (1/11/2020), Komarudin yang didapuk menjadi pimpinan sidang sekaligus presidium kongres memaparkan,"perubahan nama PETANI menjadi PEKERJA TANI berdasarkan materi perdebatan sangat sarat makna ideologis. Argumentasi umumnya adalah kongres menekankan bahwa organisasi harus merepresentasikan perjuangan kelas tani dalam pengertian tenaga produktif. Lebih lanjut Komar menuturkan bahwa kata PETANI masih dipandang universal sebagai sebuah profesi yang diasosiasikan kedalam golongan masyarakat desa pemilik lahan pada skala tertentu. Perdebatan hal ini pula yang menurut Komar melekat pada mereka pemilik lahan sawah skala luas antara 5 sampai puluhan hektar, yang menyandang predikat tunggal pada profesi tani, sementara pemilik lahan seluas itu masuk kategori tuan tanah baik lokal maupun absente.

Meski demikian, lanjut Komarudin, perdebatan kongres secara prinsip bukan menyoroti kepemilikan hak atas tanah dari golongan masyarakat tersebut dalam pengertian matematis dan demografis tapi lebih pada konteks watak yang ditimbulkan dari penguasaan dan kepemilikan hak atas tanah sebagai perwujudan feodalisme.

“Karenanya muncul kata PEKERJA TANI”, kata Siti Royani salah satu presidium kongres lainnya menyambung pemaparan Komarudin. Kongres menegaskan posisi organisasi harus mewakili entitas/golongan masyarakat proletar pedesaan atau tuna kisma seperti buruh tani dan penggarap serta golongan petani pemilik lahan kecil yang mengusahakan lahannya sendiri untuk tujuan subsisten, tegas Siti Royani.
Dalam notulensi pada sesi ini juga mencatat argumentasi struktural perdebatan anggota kongres menekankan nama PEKERJA TANI diarahkan pada perspektif perjuangan kelas tani di aras cabang-cabang produksi pangan secara khusus dan tinjauan Industrialisasi Pertanian dalam arti luas." pungkas Royani.

Sejak awal pembukaan sampai dengan selesai kongres ke-4 SEPETAK berjalan dinamis dan khidmat. Namun disela-sela waktu istirahat keakraban, suka cita dan suasana kekeluargaan menjadi pemandangan indah di lokasi kongres.
Kongres ke-4 ini tak hanya menghasilkan perubahan nama organisasi dan mengangkat pengurus baru tapi juga rumusan program perjuangan dan sejumlah resolusi organisasi yang akan dijalankan oleh jajaran pengurus baru Serikat Pekerja Tani Karawang periode 2020-2023.
(Irfan)

TerPopuler