Karawang – Suara Kita News
Terkait rencana impor beras oleh pemerintah mendapat tanggapan
dari Komisi IV DPR RI bersepakat dengan
pemerintah. Kementerian Pertanian bahwa produksi beras periode Januari sampai
dengan Mei tahun 2021 surplus/memenuhi konsumsi dalam negeri. Sehingga Komisi
IV DPR RI menolak rencana importa beras sebanyak 1 juta ton pada saat panen
raya maupun saat stok dalam negeri melimpah,
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meminta kebijakan impor
beras dievaluasi dan dikaji ulang. "Besar harapan kami untuk dilakukan
evaluasi dan kajian ulang terkait kebijakan impor beras agar para petani yang
ada di daerah bisa tenang dan terjamin kesejahteraanya, Ujarnya.
Bupati dan Wakil Bupati berencana berencana membuat badan usaha milik daerah (BUMD) Jasa Perdagangan.
Termasuk di antaranya bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan di Karawang termasuk bekerja sama dengan bulog untuk
memfasilitasi langsung kebutuhan beras bagi karyawan. "Ini langkah kami
untuk untuk menjamin harga beras," katanya.
Apalagi wacana Impor beras berbarengan saat petani
Karawang mulai panen raya. "Pastinya akan mempengaruhi harga gabah para
petani," ujarnya.
Sri Narbito ketua pedagang beras pasar johar
mengatakan, impor beras menjelang panen tidak tepat karena mempengaruhi harga
gabah dan beras turun. Jika harga cenderung turun para pedagang mengurangi
pembelian beras. Akibatnya beras menumpuk di penggilingan. petani dan pedagang
tentu saja berharap harga beras tak turun secara signifikan.
Menurutnya untuk disimpan dalam waktu lama, kadar air dalam
beras harus dibawah 14 persen, sedang bulog tidak dapat menyerap beras yang
kadar airnya di atas 14 persen.
Petani Kabupaten Karawang mengatakan,sebaiknya pemerintah
menyerap gabah petani sebanyak banyaknya dengan harga yang layak. Jika
pemerintah akan menyiapkan stok pangan.
Pasalnya jika beras impor beredar di masyarakat akan
mengakibatkan barang melimpah dan berakibat harga akan semakin turun.
Ia berpendapat kebijakan impor beras tidak berpihak kepada
petani. "Gabah kering panen (GKP) hanya laku Rp 4.100 per kilogram.
Padahal idealnya Rp 5.000 per kilogram agar biaya produksi tertutup,Ungkapnya.(
dilangsir Kontan.co.id ).
Saat di hub melalui Whatsapp Yanto Nurdianto Pimpinan Cabang Perum Bulog Karawang Terkait Impor beras Seiring dgn isu rencana impor oleh pemerintah mengatakan,” Perum BULOG khususnya cabang karawang pada saat ini sedang memaksimalkan penyerapan Gabah dan beras petani terlebih dahulu, agar harga di tingkat produsen atau petani tetap terjaga disaat menghadapi musim panen raya, beras hasil serapan tersebut akan digunakan untuk memperkuat dan menambah Cadangan Beras Pemerintah (CBP) agar ketahanan pangan bisa terwujud.
Sampai saat ini BULOG Cabang karawang sudah menyerap kurang lebih
3.500 ton setara beras dari rencana 47.000 ton.
Stok beras yang tersedia di Gudang BULOG Karawang Kurang lebih
27.500 ton Cadangan Beras Pemerintah.
Lanjut,” standar kualitas dan harga pembelian BULOG, Permendag nomor 20 Th 2020, salah satunya adalah Kadar Air harus 14 % maksimal, karena beras medium tersebut tujuannya utk disimpan dijadikan cadangan stok pemerintah, kalau kadar air di atas 14 persen ketika disimpan akan cepat rusak kualitasnya dan susut. Yang dibutuhkan petani adalah sarana pasca panen yang lengkap ketika cuaca tidak mendukung untuk pengeringan.Beras yang kadar airnya diatas 14% biasanya dijual untuk kebutuhan pasir dan dibuat kualitas premium." pangkasnya.
( YD )