By: Basril Basir
Editor : Yerrydewa
Jakart-Suara kita News
NASIB Kapal Selam, Kapal Republik Indonesia (KRI) Nanggala 402 berikut 53 awak di dalamnya, sampai hari ke-empat Sabtu (24/4), masih belum menentu. KRI Nanggala 402 terdeteksi tenggelam di kedalaman laut 850 neter setelah 72 jam pencarian oleh tim gabungan.
Tim gabungan terus berusaha melakukan pencarian dan akan mengalami kesulitan dalam melakukan proses evakuasi, jika nemang KRI Nanggala tersebut tenggelam di kedalaman laut 850 meter kata Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Yudho Margono dalam jumpa pers di Bali, (Sabtu, 24/4).
Namun demikian, Laksamana Yudho Margono menegaskan, tim gabungan akan berusaha sekeras mungkin mencari KRI Nanggala berikut para awak di dalamnya. Apalagi setelah ditemukan adanya kepingan dan barang milik KRI Nanggala yang naik ke permukaan.
Yudho menduga, badan kapal selam KRI Nanggala itu mengalami keretekkan besar, mungkin akibat di kedalaman 700-800 meter di bawah permukaan kaut tekanannya kuat. Bukti terjadinya keretakkan diperkuat dengan adanya sejumlah kepingan dan barang milik KRI Nanggala yang naik ke permukaan.
Yudho menduga badan kapal selam itu mengalami keretakkan besar, mungkin akibat di kedalaman 700-800 meter di bawah permukaan laut tekanannya kuat.
Sedikitnya ada lima jenis barang atau komponen yang ditemukan oleh tim SAR dan diyakini kuat sebagai bukti otentik milik KRI Nanggala. Temuan itu antara lain kepingan pelurus Torpedo berwarna hitam, kepingan pembungkus pipa pendingin satu botol grase pelumas Periskop kapal selam, potongan kecil- kecil spon- spon penahan panas, serpihan alat sholat para ABK dan minyak solar di dalan botol yang diambil dari permukaan laut.
Barang,,- barang itu sebenarnya ada di dalam kapal, apalagi backbone, penahan pelurus Torpedo Shoot sampai bisa keluar, sebagai bukti terjadi keretakkan besar, ujar Yudho. Dia menampik jika disebut terjadi ledakan pada KRI Nanggala itu, sebab sonar tidak mendeteksi adanya ledakan. Selain itu, barang,-barang yang muncul ke permukaan laut hanya beberapa. sehingga KRI Nanggala nihil ledakan.
" Jadi bukan ledakan, kalau ledakan sudah ambyar semuanya. Ini retakan, jadi secara bertahap pada bagian tertentu mulai turun, terjadi fase dari kedalaman 300, ,400, 500 terjadi keretakan. Karena, kalau ledakan pasti terdengar di sonar. Jadi bukan ledakan tapi lebih kepada ke keretakan," ungkap Yudho.
TENGGELAM
KRI Nanggala yang hilang kontak sejak Rabu lalu (21/4), kini telah dinyatakan Subsunk (tenggelam). Sejumlah ahli asing mengatakan, kapal selam KRI Nanggala tenggelam terlalu dalam. Meski demikian, upaya pencarian terhadap KRI Nanggala 402 hingga kini masih tetap dilakukan.
Kini pihak TNI dan sejumlah pihak berpacu dengan waktu untuk menemukan KRI Nanggala berikut 53 awaknya, mengingat semakin menipisnya persediaan oksigen. Pihak TNI mendeteksi keberadaan KRI Nanggala 402 itu di kedalaman 850 meter. Dalan kondisi seperti itu, Yudho mengatakan, tim pasti menghadapi kesulitan dan resiko tinggi untuk proses evakuasi.(bb)