By: Basril Basir
Editor : Yerrydewa
Jakarta - Suara Kita News
Sebanyak 21 Warga Negara Indonesia (WNI), Anak Buah Kapal Tanker (ABK) KM Ocean Star sudah empat bulan terombang-ambing di laut Timor Leste.
Peristiwa itu baru diketahui setelah ada di antara ABK tersebut mengunggah video permintaan tolong lewat media sosial yang menyebutkan kondisi kapal tanker tersebut dan para ABK-nya sangat memprihatinkan.
Ketika informasi itu sampai ke pihak Badan Keamanan Laut ( Bakamla), pihak Bakamla langsung bereaksi menyiapkan proses evakuasi tethadap para ABK di kapal motor tanker Ocean Star di laut Timor Leste tersebut. Ada 21 WNI sebagai ABK tanker itu.
" Bakamla berkoordinasi dengan bagian Asia Selatan dan Tenggara (Aselteng) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan pihak Kemenlu akan memberikan informasi kepada Bakamla jika ada perkembangan lebih lanjut guna menggerakan unsur Bakamla," kata Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksamana Bakamla Suwito kepada wartawan Jum'at (18/6/2021).
Dikatakan Suwito, dua kapal yang siap dikerahkan untuk melakukan evakuasi adalah KN Ular Laut 405 yang saat ini berada di Tual dan KN Kuda Laut 403 yang berada di Ambon.
Disebutkan ke 21 ABK WNI itu sudah empat bulan terkatung- katung di perairanTmor Leste itu.
Berdasarkan keterangan ABK dalam video itu, kapal tanker itu tiba di Dili tanggal 3 April untuk kegiatan operasional minyak dan gas di Timor Leste. Kapal yang disewa
dua perusahaan itu kemudian mengalami mati mesin dan mati listrik.
"Hanya dengan genset penerangan bisa dihidupkan, karena status minyak sudah nol persen. Hal ini berdampak pada pompa yang tidak dapat difungsikan untuk menanggulangi kebocoran yang terjadi di salah satu ruangan," jelas ABK.
Permintaan bantuan diunggah ke media sosial karena kondisi kapal hampir tenggelam, sementara dua perusahaan yang menyewa kapal tersebut ketika dihibungi tidak memberikan respon.
Bakamla kata Suwito terus proses penanganan yang dibutuhkan berkoordinasi dengan pihak Kemenlu dan pihak- pihak terkait. Diharapkan, evakuasi bisa dilakukan secepatnya.
Dikatakan, pihak yang terlibat dalam penyelamatan di antaranya KBRI Dili, KSOP Kupang, Ditpolairud Polda NTT, Polairud Atapupu, Kabupaten Belu, Pospol-AL Atapupu dan SROP Kupang.(**)