By : Basril Basir
Editor : Yerrydewa
Jakarta-Suara Kita News
Sebanyak 7000 lebih pekerja gerai "Giant" di seluruh Indonesia, terancam jadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal akibat tutupnya pusat perbelanjaan tersebut mulai awal Juli 2021 ini, karena terus mengalami kerugian sejak dua tahun belakangan.
Ini boleh dikatakan pukulan berat bagi pasar dunia kerja, di tengah- tengah masih maraknya pandemi Covid-19 yang berdampak, banyak pekerja/pegawai yang terpaksa bekerja di rumah atau Work From Home alias WFH.
Mengantisipasi masalah yang bisa timbul akibat PHK massal tersebut, pihak Kementerian Ketenaga- kerjaan (Kemenaker) langsung memanggil pihak manajemen induk gerai Giant PT Hero Supermarket Tbk, untuk dimintai penjelasannya tentang nasib 7000 lebih pekerja yang terancam jadi korban PHK massal di pusat perbelanjaan yang cukup terkenal tersebut.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Dirjen PHI dan Jamsosteg) Kemenaker Indah Anggoro Putri mengatakan, pihaknya telah memanggil manajemen PT Hero Supermarket Tbk.
Dikatakan, dari hasil pertemuan dengan pihak manajemen PT Hero, pihak manajemen akan berusaha menempatkan eks pekerja Giant ke unit usaha lain dari perusahaan tersebut.
" Namun nanti akan ada waktu tunggu dalam proses penempatan di unit usaha lain tersebut. Oleh karenanya kita membekali mereka keterampilan sembil menunggu waktu tersebut," kata pihak manajemen dalam pernyataannya beberapa waktu lalu.
Sementara pihak Kemenaker berencana memberikan pelatihan vokasi bagi eks pekerja Giant yang terkena PHK massal. Dengan begitu katanya, pekerja yang ter- PHK dapat meningkatkan atau alih keterampilan sehingga dapat masuk kembali ke pasar kerja atau berwirausaha mandiri.
" Ibu Menaker sudah ada arahan kepada saya, Sekjen dan Dirjen Bina Pelatihan ( Binalatvokasi) untuk mengundang para pekerja mantan Giant guna mengikuti pelatihan di Balai Latihan kerja ( BKK) Kemenaker," katanya.
Tapi yang perlu ditelisik pihak Kemenaker adalah, jangan sampai PHK massal itu hanya merupakan akal- akalan pihak manajemen saja untuk mengganti pekerjanya dengan yang baru yang lebih segar dan lebih murah bayarannya, mengingat ada beberapa gerai Giant yang tidak ditutup tapi digabung jadi satu yang bisa menjelma jadi usaha baru atau bisnis baru nantinya. (**)